Gen Z, Politik, dan Gimmick Teknologi: Peduli atau Hanya Mengikuti Mode? - dilipost.com
ADVERTISEMENT

Wednesday, 12 November 2025

Gen Z, Politik, dan Gimmick Teknologi: Peduli atau Hanya Mengikuti Mode?

Gen Z, Politik, dan Gimmick Teknologi: Peduli atau Hanya Mengikuti Mode?

 

Anak-anak Muda, Politik, dan Gimmick Teknologi  

Dilipost.com –Ketika generasi muda terlihat lantang di media sosial, tetapi diam di ruang gerak nyata dan diam di bilik suara

Saat ini, generasi muda menjadi target paling menarik di arena politik Indonesia. Mereka disebut kritis, melek digital, dan memiliki suara yang signifikan dalam pemilihan. Tapi di balik banyak unggahan politik di TikTok dan X, muncul pertanyaan tajam: apakah remaja benar-benar peduli atau hanya mengikuti tren media sosial yang tersebar luas?

1. Politik Konten

Berita politik kontemporer tidak lagi dibahas di ruang debat, tetapi di halaman FYP dan topik trending. Para politisi berusaha tampil lucu, menarik, dan dekat dengan Gen Z. Ini termasuk konten yang dikemas dalam bentuk podcast santai, joget TikTok, dan "ceramah gaya anak muda".

Namun, gimik seringkali tidak memiliki substansi. Janji populis lebih dari sekedar kebijakan yang dapat diterapkan. Akibatnya, politik telah berubah menjadi arena hiburan dan bukannya ruang untuk diskusi intelektual.

2. Partisipasi Dangkal dan Aktivisme Instan

Tak diragukan lagi, generasi muda saat ini sangat responsif terhadap masalah seperti korupsi, Palestina, dan lingkungan. Namun, respons biasanya berhenti pada "share, like, and repost."

Ini adalah fenomena yang disebut aktivisme slacktivism, yang meskipun terlihat seperti benar tetapi tidak melakukan apa-apa. Gambar digital lebih penting daripada efek sosialnya. Politik pada akhirnya hanya identitas sosial, bukan perjuangan moral.

3. Dari Kesadaran Politik ke Kedewasaan

Anak-anak muda harus menjadi penggerak perubahan, bukan hanya menonton algoritma bekerja. Kritik di media sosial sangat penting, tetapi melakukannya secara langsung di lapangan jauh lebih penting. Politik bukan hanya viralitas; itu adalah keberanian untuk memahami masalah, menantang kebijakan, dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan publik.

Karena jika generasi muda hanya terjebak dalam gimmick digital, maka pengikut, filter, dan FYP akan menentukan masa depan politik kita. (*)


Read other related articles

Also read other articles

© Copyright . dilipost.com | All Right Reserved

Develop by Micro IT .NET Technology